Jumat, 09 Oktober 2009

Penghuni Kos Mengaku Terlantar


VIVAnews - Kos milik Haji Jatna di RT 01 RW 03, Kelurahan Cempaka Putih, Ciputat Timur, Tangerang, Banten dipilih sebagai tempat tinggal sementara dua tersangka teroris, Syaifudin Zuhri alias Saefudin Jaelani (SJ) dan M Syahrir. Mereka tinggal di kamar nomor 15 di rumah kos berkamar 20 itu.

Kemarin, Jumat 9 Oktober 2009, Detasemen Khusus 88 menyerbu rumah kos tersebut. Baik SJ maupun Syahrir diduga tewas dalam penggerebekan tersebut.

Sampai saat ini, tempat kejadian perkara masih ditutp garis polisi dan dijaga ketat. Menurut penghuni kos yang tinggal di kamar nomor 14, Usep muzani (19) penutupan lokasi kejadian menyulitkan mereka. "Kami tak diizinkan masuk ke dalam," kata Usep, Sabtu 10 Oktober 2009.

Semua barang-barang penting, kata dia, tertinggal di dalam kamar. "Barang-barang kami seperti telepon genggam, uang, motor, STNK. Terutama baju, kita tidak punya ganti," tambah dia.

Usep mengaku tak bisa menghubungi keluarga untuk menghubungi keluarganya. Dia bahkan tak punya uang tunai untuk membeli makanan dan barang-barang yang dibutuhkan. "Kami merasa terlantar di sini. Makan dan sebagainya saja numpang sama tetangga," tambah dia.

Setelah diizinkan mengambil barang-barang dalam kamarnya, Usep mengaku akan langsung pindah. "Tempat ini sudah nggak baik buat kita," tambah dia.

Hingga saat ini ini, pengelola kos yang biasa dipanggil 'Budhe' dan pemilik Gedung, Haji Jatna menghilang. Usai penggerebakan, keduanya tak nampak oleh warga. Pagar putih rumah kos ditutup rapat-rapat dan ditutup garis polisi.

Dua orang tewas dalam penggerebekan. Belum ada kepastian apakah dua orang yang tewas di Ciputat adalah SJ dan Syahrir. Polisi baru akan mengumumkan identitas keduanya Senin 12 Oktober 2009. Dalam penggerebekan kemarin, polisi juga menangkap pria berinisial FR.

Dalam pengeboman di Hotel JW Marriott dan Hotel Ritz Carlton 17 Juli 2009 lalu, SJ, seperti halnya iparnya, Ibrohim, punya peran penting. Dia adalah pimpinan lapangan sekaligus perekrut pelaku bom, Dani Dwi Permana dan Nana Ikhwan Maulana.

SJ juga berperan merekam seluruh persiapan dan kejadian teror bom di dua hotel nahas tersebut. Di sela-sela proses rekaman pernyatan Dani dan Nana, SJ menyerukan kalimat, "Amerika hancur, Australia hancur, Indonesia hancur."

Sementara, saudaranya Syahrir diduga kuat memiliki keterampilan merakit bahan peledak. Dia adalah mekanik pesawat terbang dan pernah bekerja di sejumlah maskapai.

VIVAnews

0 komentar:

Posting Komentar

 
Powered by Blogger