Selasa, 06 Oktober 2009

2010 Indonesia Booming Netbook


BERSELANCAR di dunia maya dengan menggunakan telepon seluler (ponsel) memang sudah menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat perkotaan, bahkan mungkin hingga perdesaan. Kebutuhan informasi dan data melalui jaringan mobile internet masih akan terus berkembang dan tahun depan dominasi ponsel sebagai alat 'berselancar' akan mulai diruntuhkan netbook.

"netbook akan menjadi engine grower baru seperti saat pertama kali ponsel dikenalkan secara luas di masyarakat tujuh tahun lalu," kata Presiden Direktur PT Trikomsel Oke Tbk, Sugiyono Wiyono Sugialam di Jakarta, kemarin.

Jika dibandingkan dengan ponsel, netbook memang lebih ramah penggunaan baik untuk komunikasi suara, maupun komunikasi data. "Sekarang ini kan lagi tren Facebook, Twitter, Yahoo Messenger dan situs-situs komunitas lain. Jadi nettbook ini akan menggantikan peran ponsel mengingat harganya pun akan semakin terjangkau," tukas Sugiyono.

Arek Suroboyo ini mengungkapkan jika saat ini harga netbook berkisar antara Rp3 juta hingga Rp4 jutaan, maka tahun depan harga netbook hanya sekitar Rp2 jutaan. "Harga akan lebih murah dari smartphone yang saat ini masih di atas lima jutaan rupiah. Jadi saya perkirakan booming nettbook akan terjadi tahun depan," tegasnya optimistis.

Menurutnya, penjualan nasional netbook di Indonesia tahun ini sebesar 1,5 juta unit sedangkan angka penjualan pada 2010 diperkirakan naik 100 persen atau sekitar 3 juta unit. "Saya nggak kaget kalau bisa mencapai 3 juta unit tahun depan, karena memang pasarnya masih sangat besar," ujar Sugiyono.

Melesatnya pasar netbook di Indonesia juga mendapat sambutan positif para operator telekomunikasi yang saat ini juga berlomba-lomba menambah sarana infrastrukturnya dan meminimalisasi tarif telekomunikasi. "Pokoknya, semua akan semakin terjangkau mulai dari perangkat telekomunikasinya hingga tarif yang kian murah," katanya.

Terkait dengan dampak buruk internet, Sugiyono melihat sebaliknya. "Justru 90 persen internet itu usefull, negatifnya paling hanya 10 persen. Jadi jangan terlalu didengungkan negatifnya. Anak-anak sekolah saja kini semakin mudah mengerjakan PR dengan bantuan internet. Semua ini tergantung bagaimana kita memanfaatkan ruang terbuka informasi yang bebas ini," ujar pria penyuka keju ini.(Mediaindonesia)

0 komentar:

Posting Komentar

 
Powered by Blogger