Selasa, 06 Oktober 2009

Kepuasan Seksual Indikasikan Kesejahteraan


PENELITI dari Australia menemukan, perempuan yang bahagia dengan kehidupan seks mereka lebih sejahtera dan lebih bergairah dalam hidup dibandingkan perempuan yang tidak puas dengan kehidupan seksual mereka. Penemuan ini, menurut peneliti dari Women's Health Program di Monash University, menunjukkan pentingnya memperhatikan area ini sebagai bagian dari upaya menjaga kesehatan perempuan secara keseluruhan.

Dalam studi ini, para peneliti mempelajari 295 perempuan, berusia 20-65. Semua partisipan aktif secara seksual, dengan frekuensi lebih dari dua kali sebulan."Kami ingin mencaritahu hubungan antara kepuasan seksual dan kesejahteraan pada perempuan dan melihat apakah ada perbedaan pada perempuan pramenopause dan postmenopause," tutur peneliti Dr. Sonia Davison, seperti dikutip situs, healthday."Dan kami menemukan kalau perempuan yang tidak puas ternyata merasa lebih tidak sejahtera."


Akan tetapi, terang Davidson, hasil temuan ini juga sulit diinterpretasi. Tidak bisa ditentukan apakah perempuan yang tidak puas tidak lebih sejahtera karena kehidupan seksnya tidak memuaskan, atau sebaliknya, perempuan yang mulai merasa kurang sejahtera cenderung mengalami penurunan kepuasan seksual.

Peneliti menjelaskan lebih dari 90% perempuan dalam studi menyatakan kalau aktivitas seksual mereka melibatkan pasangan. Selain itu, 50% dari aktivitas seksual mereka juga diprakarsai oleh pasangan. Artinya, aktivitas seksual dari partsipan juga dipengaruhi ole kehadiran / ketidakhadiran pasangan, kesehatan dan fungsi seksual pasangan."Faktor-faktor ini tidak diteliti dalam studi ini."

Hal ini, menurut salah seorang peneliti Susan Davis, menguatkan fakta bahwa frekuensi seksual para perempuan tidak bisa dijadikan indikator untuk menentukan kesejahteraan seksual mereka. (Mediaindonesia)

0 komentar:

Posting Komentar

 
Powered by Blogger